Review Sepatu Flypower Losari : Model Lama Tapi Masih Layak Beli

review sepatu flypower losari

Sepatu ini saya beli karena kebetulan di toko sport langganan saya sedang memberikan harga promo buat sepatu ini. Harga sepatu ini normalnya dijual dikisaran 385 ribu rupiah sedangkan dengan harga promo saya mendapatkan sepatu ini dengan harga 250 ribu rupiah saja. Saya sendiri tidak tahu kenapa bisa dapat harganya segitu apa karena cuci gudang atau memang membeli dengan jumlah yang banyak itu rahasia yang jualan. Saya sendiri dulu kurang tertarik dengan sepatu ini  karena model atau design sepatunya yang menurut saya tidak begitu keren. Kalau sekarang sih beli karena uangnya cukupnya harga segitu dan memang lagi butuh sepatu baru karena sepatu yang lama sudah mulai usang dan suka licin jika dipakai. Jadi disini saya sudah memakai sepatu ini selama kurang lebih 2 minggu dan ada yang saya suka dan tidak suka dari sepatu ini.

Saat pertama kali menggunakan sepatu ini kesan yang saya dapatkan adalah sepatu ini memiliki berat yang lumayan ringan. Sepatu ini memiliki bentuk yang slim-fit jadi gak cocok buat yang bentuk kakinya wide-fit. Karet pada sepatu ini cukup bagus daya gripnya ke karpet lapangan sehingga gak perlu takut kepleset asal karpet gak terlalu basah oleh air atau keringat. Untuk kelenturannya sepatu ini memiliki kelenturan yang standar saja menurut saya. Pada awal penggunaan sepatu ini akan terasa kaku sekali sampai membuat telapak kaki agak sakit tapi setelah beberapa kali pemakaian sepatu akan mulai nyaman digunakan karena tingkat kekakuannya mulai berkurang. Untuk bagian sol sepatu cukup tebal meskipun tidak bisa dikatakan empuk sekali tapi masih cukup nyaman untuk kaki. Untuk ketebalan dinding sepatu sendiri saya nilai cukup bagus karena bantalan dindingnya lumayan empuk dengan lapisan bahan busa tipis sehingga meskipun berkaos kaki yang tipis sekalipun kaki tetap terhindar dari gesekan berlebihan dengan dinding sepatu terutama pada bagian atas tumit. Lem pada bagian karet sol sepatu dengan dinding sepatu juga cukup kuat menurut saya karena selama 2 minggu pemakaian belum terlihat adanya tanda-tanda perenggangan antara sol dengan dinding sepatu.

review sepatu flypower losari
bagian dalam kaki

review sepatu flypower losari
bagian luar kaki
Beberapa hal diatas merupakan yang saya sukai tentang sepatu ini sekarang mari kita lihat yang kurang saya sukai tentang sepatu ini. Pertama yang sangat saya sayangkan adalah desain atau model pada bagian luar kaki dari sepatu ini yang sangat tidak biasa tapi malah cenderung aneh sehingga agak tidak enak dilihat ya. Mungkin Flypower mencoba membuat model sepatu yang tidak mainstream tapi yang ini membuat yang memakainya terlihat tidak gaya aja. Berbeda dengan desain pada bagian dalam kaki yang justru terlihat macho dengan warna hitamnya dengan sentuhan warna merah dan list hitam mengkilat pada bagian samping tumitnya. Hal kedua yang kurang saya sukai adalah sepatu ini agak kaku bahan setelah 2 minggu pemakaian kekakuan itu masih terasa meskipun sudah lebih berkurang dari pertama kali pemakaian. Berbeda dengan sepatu saya yang lama dari Flypower juga yaitu singasari itu memiliki kelenturan yang bagus bahkan sejak awal pemakaian. Hal ketiga yang kurang pas buat saya adalah bentuk bawah karet sol sepatu yang ditengahnya terpisah oleh lapisan plastik yang sebenarnya baik-baik saja untuk dilihat tapi menurut pengalaman saya pada sepatu singasari dari flypower dengan bentuk sol karet bawah yang sama nantinya lem pada karet dengan bentuk "V" akan mudah terlepas setelah pemakaian yang lama dan ini akan mengganggu sekali pada saat bermain. Tapi ini cuma terjadi setelah pemakaian yang lama atau pemakaian yang intens sekali.

Itulah beberapa hal yang bisa saya sampaikan tentang sepatu tersebut. Jika review ini bermanfaat tolong dishare supaya memiliki manfaat untuk orang lain juga. Silakan tinggalkan komentar anda jika menurut anda ada beberapa hal yang kurang tentang sepatu ini. Salam badminton.

Protech : Bisa Membuat Lupa Proteksi Dompet

Jika ada yang bertanya-tanya apa maksud judul tersebut maka saya akan ceritakan kenapa saya membuat judul seperti itu. Ceritanya 3 malam yang lalu saya pergi ketoko sport langganan saya untuk membeli sepatu badminton. Begitu masuk ke dalam toko saya disuguhi pemandangan dari tumpukan-tumpukan raket dari merk dagang Protech yang baru pertama kali saya dengar tapi memiliki raket yang cukup menarik perhatian dengan grip originalnya yang berwarna-warni. Singkat cerita saya pun mencoba memperhatikan dan merasakan satu-per satu raket tersebut. Alhasil saya pun menyimpulkan jika raket-raket tersebut cukup enak untuk digunakan mungkin karena menerapkan beberapa teknologi didalam raketnya dan yang saya suka adalah halus dan rapinya cat maupun coating pada raket-raket tersebut. Terlihat jika raket dibuat dengan profesional sekali. Raket-raket ini ditawarkan dengan rentang harga 500 - 700 ribu (ingat harga ini ditempat saya ya). Melihat raket-raket ini rasanya saya sangat "teracuni" untuk membelinya apalagi sepertinya menarik sekali untuk bisa merasakan raket ini saat memukul shuttlecock untuk sekalian di review. Tapi saya harus menahan diri dulu karena dana yang terbatas. 
Karena penasaran dengan merk ini saya pun mencoba mencari info ke mbah gugel dan beberapa media sosial. Hasilnya saya pun menemukan website khusus Protech dengan info yang lumayan lengkap didalamnya meskipun gak lengkap-lengkap amat sich. Pada ranah media sosial saya cuma menemukan sedikit info tentang merk dagang ini. Entah karena saya yang tidak ahli dalam hal searching atau memang informasinya memang masih sedikit. Menariknya saya malah sempat menemukan beberapa atlit dari negara lain di sponsori oleh merk ini. Berikut ini sedikit dokumentasi saya pada malam itu :

raket racket protech
Salah satu raket Protech

raket racket protech
warna yang berani jadi daya tarik
Yah, semoga dengan masuknya merk ini bisa semakin meramaikan persaingan di ranah raket, dengan adanya persaingan maka penggila badminton tanah air bisa diuntungkan entah dari segi harga maupun perkembangan teknologi yang digunakan pada raket. Sekian curhat dari saya semoga pembaca sekalian berkenan dan jangan berpikir kalau ini promosi karena ini murni pemikiran saya sendiri untuk berbagi informasi. Silakan berikan pendapat pembaca sekalian pada kolom komentar atau jika sudah menggunakan produk ini silakan berikan komentar. Salam badminton.

Flypower Beyond : Logo Flypower Berubah?

Pas Iseng lagi liat-liat youtube eh malah nemu video promosi Flypower dengan Hariyanto Arbi yang menjadi narasumbernya langsung menjelaskan apa itu Flypower Beyond dan kenapa logonya Flypower berubah. Ada juga terlihat beberapa bocoran produk dari Flypower Beyond. Berikut ini videonya buat yang penasaran :


Note: Saya bukan sedang promosi produk Flypower dan juga tidak dibayar cuma sekedar sharing. Syukur-syukur jika Flypower mengapresiasi blog ini (ngarep hehe).

Perbedaan Yonex Duora 10 Yang Asli Dengan Tiruan

Duora 10 adalah raket buatan Yonex yang memiliki teknologi yang unik pada kepala framenya. Dengan teknologi unik tersebut membuat orang ingin memiliki dan merasakan sensasi raket tersebut tapi dengan harga yang cukup tinggi membuat raket ini cuma bisa dinikmati oleh orang-orang yang memiliki dana yang cukup, buat yang lain cuma bisa gigit jari. keadaan ini membuka peluang buat raket-raket tiruan memasuki pasar raket badminton. Dengan bentuk yang terlihat sama tapi dengan harga yang lebih murah membuat keinginan sebagian orang lain yang ingin memiliki raket ini bisa terpenuhi. Bagi yang ingin bisa membedakan raket asli dengan yang tiruan maka silahkan menonton video berikut ini :



Raket-Raket Badminton Legend Yonex di Indonesia


Untuk bisa bermain badminton kita tentu memerlukan yang namanya raket. Untuk yang hobi badminton, memilih suatu raket badminton memiliki penilaian tersendiri sebelum memutuskan untuk membelinya. Banyak faktor yang dilihat sebelum memutuskan membeli sebuah raket seperti faktor kecocokan, rekomendasi atau bahkan bisa saja seseorang memutuskan membeli raket karena raket tersebut digunakan oleh atlet atau merk favoritnya. Terlepas dari itu semua berikut ini adalah beberapa raket Yonex yang menurut saya menjadi legenda di kalangan penghobi olahraga badminton. Perlu diingat ini hanyalah pendapat saya pribadi berdasarkan pengetahuan saya selama ini.
Pertama adalah dari seri Carbonex ada Carbonex 8, Carbonex 9 dan Carbonex 21. Seri Carbonex memiliki cari khas framenya yang oval dan ini terus dipertahankan sampai sekarang. Ketiga seri ini terkenal pada masanya karena nyaman digunakan dan memiliki berat yang pas untuk melakukan smash-smash kencang pada masa itu. Pengguna raket-raket ini sendiri memang para penggiat badminton yang suka sekali melakukan smash-smash yang kuat. Sampai sekarang pun raket-raket ini masih sering menjadi bahan perbandingan dengan raket-raket terbaru sekarang ini.
Kedua ada seri dari keluarga Muscle Power yang menjadi idola adalah MP45 dan MP99. Kedua raket ini dikenal sebagai raket untuk menyerang karena cukup berat dengan frame yang kuat tapi tetap enak untuk digunakan bermain. Tentu saja kedua raket ini sangat dicari dikalangan smasher. Perbedaan kedua raket ini adalah dari sisi harga dan beratnya. MP45 harganya lebih murah dan beratnya lebih ringan daripada MP99. 
Raket legend Yonex ketiga adalah Armortec 900 Power dan Armortec 900 Technique. Kedua raket ini merupakan saudara kembar tapi memiliki kemampuan yang berbeda. Perbedaan kedua raket ini adalah pada balance pointnya dimana AT900P memiliki balance point yang lebih tinggi. AT900 Power sendiri memang kebanyakan digunakan oleh para smasher sedangkan AT900 Technique kebanyakan digunakan oleh pemain dengan tipe all rounded. Pada masanya kedua raket ini banyak digunakan oleh pemain-pemain ganda dunia yang disponsori oleh Yonex.
Raket selanjutnya adalah Arcsaber 10 yang merupakan raket bertipe all rounded. Raket ini banyak menjadi buruan para penggemar badminton untuk digunakan bermain. Berat yang seimbang dan kualitas bahan yang tinggi membuat raket ini bisa digunakan bermain menyerang maupun bertahan.
Raket terakhir adalah Nanospeed 9900 merupakan raket yag terkenal berat dan memang raket dengan tipe menyerang.  Untuk urusan smash raket ini memang salah satu yang terbaik. Banyak pemain ganda dengan kemampuan smash yang baik menggunakan raket ini untuk melakukan smash-smash keras. Diantara fans badminton pun raket ini banyak dicari untuk digunakan bermain maupun dikoleksi.
Itulah beberapa raket Yonex yang melegenda berdasarkan pengetahuan saya bahkan beberapa raket sudah tidak diproduksi lagi. Mungkin beberapa ada yang sudah pernah digunakan oleh kalian atau cuma sempat sekadar tahu saja. Silakan tambahkan raket Yonex lain apalagi yang melegenda menurut pembaca sekalian dikolom komentar.

Raket Baru VICTOR dan YONEX hingga Korea Open 2017

Salam sobat badminton, lama tidak posting karena ada yang harus dikerjakan didaerah yang kebetulan tidak memiliki sinyal yang cukup untuk berinternet dan juga karena tidak memiliki unit raket yang bisa direview maklumlah budget terbatas. Ini menjadi postingan pertama setelah 2 bulan absen dan ternyata banyak hal sudah terlewatkan oleh saya mulai dari ASEAN GAMES, kejuaraan dunia hingga Raket baru dari Victor dan Yonex dan yang paling baru tentu saja Korea Open 2017. Tapi kita hanya akan membahas pandangan saya tentang raket baru dari Victor dan Yonex serta Korea Open 2017.
Victor dan Yonex, tentu semua penggemar sudah mengetahui kedua merk tersebut. Nama besar mereka selalu lekat diingatan para sobat badminton. Belum lama ini kedua merk tersebut kembali meramaikan pasar badminton dengan mengeluarkan raket baru. Victor mengeluarkan seri Falcon TK dan Yonex mengeluarkan seri baru yang diberi nama Astrox 77 dari seri Astrox. Falcon TK menurut saya merupakan bagian dari seri Thruster K dan menariknya ada 2 pemain yang memposting foto mereka dengan raket ini yaitu Tai Tzu Ying dan Goh Jin Wei, sedangkan Astrox 77 merupakan seri terbaru dari Yonex yang jujur saja belum saya pahami kelebihan seperti apa yang ditonjolkan. Berikut gambaran raketnya :
Image from badmintoncentral.com forum

Image from badmintoncentral.com forum
image from yonex.com

Akan menarik jika bisa mengorek lebih dalam seperti apa kedua raket ini tapi dengan keterbatasan budget yang saya miliki jangan terlalu berharap mendapatkan review kedua raket ini dalam waktu dekat karena kemungkinan besar harga kedua raket tidak kurang dari 2 juta, jadi berharaplah agak jauh kecuali ada yang mau menyumbangkan kedua raket tersebut. Kemungkinan dalam waktu saya akan ngebahas sebuah sepatu badminton keluaran lama meskipun gak lama-lama amat juga (kebetulan dapat promo dari toko langganan) dan sebuah raket dari Yonex yang sudah lama saya idam-idamkan meskipun yaaa keluaran lama juga. 
Cukup tentang raketnya sekarang mari kita bahas tentang partai final Korea Open 2017 yang cukup banyak menghadirkan kejutan. Dimulai dari all Indonesian final men single antara Jonathan Christie vs Anthony Ginting yang dimenangkan oleh Anthony Ginting lewat permainan yang alot selama 3 set membuatnya memenangkan gelar superseries pertamanya. Kedua pemain muda yang sama-sama baru pertama kali merasakan babak final di kelas superseries ini sama-sama ngotot untuk mendapatkan gelar pertama di kelas superseries. Pada babak ganda campuran kembali dimenangkan perwakilan Indonesia yaitu Jordan/Debby, kemenangan ini menjadi pembuktian kalau mereka masih menjadi salah satu ganda campuran yang wajib diwaspadai dengan syarat harus bisa konsisten tentunya. Beralih ke ganda putri dimana satu-satunya perwakilan tuan rumah Korea di partai final yang juga merupakan pemain unggulan dikalahkan oleh perwakilan China yang non-unggulan. Bukan kejutan sebenarnya jika pemain China menjadi juara tapi menjadi kejutan jika pemain non-unggulan yang baru dipasangkan bisa melangkah ke partai final dan mengalahkan pasangan tuan rumah yang juga merupakan pemain unggulan, warbiyasak bukan. Selanjutnya ada partai single putri yang mempertemukan Nozomi Okuhara vs P. V. Sindhu yang merupakan partai ulangan dari final kejuaraan dunia. Sindhu memiliki motivasi besar karena mengusung misi balas dendam atas kekalahannya di kejuaraan dunia atas Nozomi Okuhara. Kemenangan pun akhirnya menjadi milik Sindhu lewat permainan alot dengan rally- rally panjang yang melelahkan untuk kedua pemain sehingga sering melakukan error baik pada saat melakukan pukulan ataupun pengambilan keputusan bola out dan ini terjadi selama 3 set. Stamina dan kecermatan kedua pemain benar-benar diuji di partai ini karena sering terlihat kedua pemain kelelahan setelah melakukan rally-rally panjang. Benar-benar partai yang seru dan greget untuk dilihat. Terakhir ada partai ganda putra yang mempertemukan kevin/gideon vs boe/mogensen, partai yang diharapkan dimenangkan oleh kevin/gideon tapi ternyata veteran dari Denmark masih bisa mengatasi sapuan ombak dari pemain muda Indonesia ini. Permainan berlangsung cepat dengan beberapa kali rally panjang tapi sering diwarnai error oleh kedua pasangan tapi pasangan Denmark lebih bisa mengontrol permainan dengan pengalaman mereka. Pemain Denmark ini seringkali mendapatkan keuntungan poin dari error yang dilakukan pemain lawan.
Itulah beberapa pandangan saya tentang beberapa hal yang terjadi di dunia badminton belakangan ini. Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Salam badminton.

Indonesia Open SSP 2017 Hegemoni Penuh Kejutan dan Sejarah Baru

Indonesia Open Super Series Premier merupakan kejuaran bulutangkis dunia diadakan oleh BWF yang diselenggarakan di Indonesia. Kejuaraan ini mewajibkan pemain dengan BWF ranking 1-10 dari tiap nomor untuk bertanding. Dengan hadirnya atlet-atlet bulutangkis dengan ranking tinggi ini menjadi magnet tersendiri bagi penggemar bulutangkis di Indonesia.

Pada Indonesia Open SSP 2017 kali ini terjadi perubahan venue dari yang sebelumnya di Istora Senayan dialihkan ke JCC Plenary Hall. Perubahan venue ini disebabkan karena istora sedang direnovasi untuk persiapan Asian Games 2018. Perubahan venue ini selain mengurangi jumlah penonton juga membuat harga tiket jadi lebih mahal daripada biasanya. Diluar hal tersebut yang cukup menarik perhatian adalah banyaknya kejutan-kejutan yang terjadi pada perhelatan Indonesia Open kali ini. Mulai dari bergugurannya para unggulan di babak awal pada tiap nomor seperti lin dan, misaki/ayaka, jordan/debby sampai kevin/gideon. Bahkan kejutan ini terus berlanjut ke babak-babak selanjutnya dimana banyaknya pemain non-unggulan yang mengalahkan pemain unggulan. Keadaan tercipta karena baru pertama kali ini para pemain bermain di JCC yang dikeluhkan oleh para pemain memiliki angin yang cukup kuat hal ini menciptakan kondisi dimana semifinal dan final banyak diisi pemain non-unggulan pada beberapa nomor. Yang cukup mengejutkan adalah masuknya Kazumasa Sakai ke partai final setelah memulai pertandingan dari babak kualifikasi.

Pada partai final pun banyak terjadi kejutan dan sejarah baru bagi beberapa atlet. Dimulai dari Srikant yang menjadi men single India pertama yang menjadi juara di Indonesia Open SSP, begitu pula dengan Sayaka Sato yang menjadi women single perempuan Jepang pertama yang menjuarai Indonesia Open SSP, dan tentu saja yang paling menggembirakan adalah pasangan Tontowi/Natsir yang akhirnya menjadi juara untuk pertama kalinya di Indonesia Open SSP dimana memang mereka penasaran sekali untuk bisa menjadi juara dihadapan publik sendiri setelah beberapa kesempatan sebelumnya mengalami kegagalan. Bahkan yang lebih hebatnya lagi mereka bisa menjadi juara dengan keadaan Liliana Natsir yang masih cidera lutut sehingga Tontowi Ahmad harus kerja ekstra keras menutupi pergerakan bola dalam keadaan terbatasnya pergerakan Liliana Natsir. Selain hegemoni terhadap Tontowi/Natsir kita juga harus memberikan apresiasi kepada pemain seperti fajar/rian dan ketut/anggia yang bisa mencapai semifinal meskipun harus mengakui keunggulan lawannya masing-masing.

Diluar semua kekurangan dan keluhan penonton dan pemain di Kejuaraan bulutangkis Indonesia Open SSP edisi 2017 kali ini cukup bisa menghibur dan memuaskan penggemar bulutangkis di Indonesia baik itu yang menonton langsung di JCC ataupun yang cuma bisa menonton di televisi.