Salam sobat badminton, lama tidak posting karena ada yang harus dikerjakan didaerah yang kebetulan tidak memiliki sinyal yang cukup untuk berinternet dan juga karena tidak memiliki unit raket yang bisa direview maklumlah budget terbatas. Ini menjadi postingan pertama setelah 2 bulan absen dan ternyata banyak hal sudah terlewatkan oleh saya mulai dari ASEAN GAMES, kejuaraan dunia hingga Raket baru dari Victor dan Yonex dan yang paling baru tentu saja Korea Open 2017. Tapi kita hanya akan membahas pandangan saya tentang raket baru dari Victor dan Yonex serta Korea Open 2017.
Victor dan Yonex, tentu semua penggemar sudah mengetahui kedua merk tersebut. Nama besar mereka selalu lekat diingatan para sobat badminton. Belum lama ini kedua merk tersebut kembali meramaikan pasar badminton dengan mengeluarkan raket baru. Victor mengeluarkan seri Falcon TK dan Yonex mengeluarkan seri baru yang diberi nama Astrox 77 dari seri Astrox. Falcon TK menurut saya merupakan bagian dari seri Thruster K dan menariknya ada 2 pemain yang memposting foto mereka dengan raket ini yaitu Tai Tzu Ying dan Goh Jin Wei, sedangkan Astrox 77 merupakan seri terbaru dari Yonex yang jujur saja belum saya pahami kelebihan seperti apa yang ditonjolkan. Berikut gambaran raketnya :
![]() |
Image from badmintoncentral.com forum |
![]() | ||
|
![]() |
image from yonex.com |
Akan menarik jika bisa mengorek lebih dalam seperti apa kedua raket ini tapi dengan keterbatasan budget yang saya miliki jangan terlalu berharap mendapatkan review kedua raket ini dalam waktu dekat karena kemungkinan besar harga kedua raket tidak kurang dari 2 juta, jadi berharaplah agak jauh kecuali ada yang mau menyumbangkan kedua raket tersebut. Kemungkinan dalam waktu saya akan ngebahas sebuah sepatu badminton keluaran lama meskipun gak lama-lama amat juga (kebetulan dapat promo dari toko langganan) dan sebuah raket dari Yonex yang sudah lama saya idam-idamkan meskipun yaaa keluaran lama juga.
Cukup tentang raketnya sekarang mari kita bahas tentang partai final Korea Open 2017 yang cukup banyak menghadirkan kejutan. Dimulai dari all Indonesian final men single antara Jonathan Christie vs Anthony Ginting yang dimenangkan oleh Anthony Ginting lewat permainan yang alot selama 3 set membuatnya memenangkan gelar superseries pertamanya. Kedua pemain muda yang sama-sama baru pertama kali merasakan babak final di kelas superseries ini sama-sama ngotot untuk mendapatkan gelar pertama di kelas superseries. Pada babak ganda campuran kembali dimenangkan perwakilan Indonesia yaitu Jordan/Debby, kemenangan ini menjadi pembuktian kalau mereka masih menjadi salah satu ganda campuran yang wajib diwaspadai dengan syarat harus bisa konsisten tentunya. Beralih ke ganda putri dimana satu-satunya perwakilan tuan rumah Korea di partai final yang juga merupakan pemain unggulan dikalahkan oleh perwakilan China yang non-unggulan. Bukan kejutan sebenarnya jika pemain China menjadi juara tapi menjadi kejutan jika pemain non-unggulan yang baru dipasangkan bisa melangkah ke partai final dan mengalahkan pasangan tuan rumah yang juga merupakan pemain unggulan, warbiyasak bukan. Selanjutnya ada partai single putri yang mempertemukan Nozomi Okuhara vs P. V. Sindhu yang merupakan partai ulangan dari final kejuaraan dunia. Sindhu memiliki motivasi besar karena mengusung misi balas dendam atas kekalahannya di kejuaraan dunia atas Nozomi Okuhara. Kemenangan pun akhirnya menjadi milik Sindhu lewat permainan alot dengan rally- rally panjang yang melelahkan untuk kedua pemain sehingga sering melakukan error baik pada saat melakukan pukulan ataupun pengambilan keputusan bola out dan ini terjadi selama 3 set. Stamina dan kecermatan kedua pemain benar-benar diuji di partai ini karena sering terlihat kedua pemain kelelahan setelah melakukan rally-rally panjang. Benar-benar partai yang seru dan greget untuk dilihat. Terakhir ada partai ganda putra yang mempertemukan kevin/gideon vs boe/mogensen, partai yang diharapkan dimenangkan oleh kevin/gideon tapi ternyata veteran dari Denmark masih bisa mengatasi sapuan ombak dari pemain muda Indonesia ini. Permainan berlangsung cepat dengan beberapa kali rally panjang tapi sering diwarnai error oleh kedua pasangan tapi pasangan Denmark lebih bisa mengontrol permainan dengan pengalaman mereka. Pemain Denmark ini seringkali mendapatkan keuntungan poin dari error yang dilakukan pemain lawan.
Itulah beberapa pandangan saya tentang beberapa hal yang terjadi di dunia badminton belakangan ini. Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan. Salam badminton.
No comments:
Post a Comment